Selasa, 23 Agustus 2016

Tikus Dan Slompret

sampaign="justify">
           BARANGKALI orang yang paling membenci tikus adalah slompret. Bagi laki-laki yang berusia 30 tahun itu, tikus lebih jahat dari Iblis. Kepada siapa saja dan dimana saja dia mengatakan, musuh manusia adalah tikus. Oleh karena itu, Slompret tugas sucinya didunia ini adalah membunuh binatang yang menjijikkan itu. Membunuh tikus bagi Slompret merupakan sacred mission. Kebencian Slompret terhadap tikus dimulai ketika masih remaja. Pada suatu pagi keluarganya menemukan adiknya yang masih bayi sudah tidak bernafas. Seluruh tubuhnya berlumuran darah. Dari hasil penelitian rumah sakit diperoleh kesimpulan, sibayi mati karena kehabisan darah akibat digigit tikus. Dokter mengatakan . Paling tidak ada sepuluh ekor tikus yang mengigit tubuh sibayi. Sejak saat itu Slompret menyatakan perang terhadap tikus. Para tetangganya memahami prinsip hidup" perang melawan tikus" dari manusia yang bernama Slompret itu. Tikus-tikus tersebut memang kurang ajar sekali.

        Menurut penelitian PBB, komunitas tikus telah menghabiskan makanan sebanyak makanan yang dikonsumsi manusia. Jadi, kalau misal setiap tahun manusia mengkonsumsi sekian juta ton beras atau roti , maka sebesar itu pula yang dicuri para tikus dari manusia. Namun bagi Slompret bukan hanya itu yang membuat kebenciannya kepada tikus sampai menulang sumsum. Segala macam tingkah laku tikus membuat kebenciannya semakin besar saja.

     Tikus-tikus memang keterlaluan. Dari menciptakan bunyi-bunyian diatas langit-langit yang bisa bikin stres, mengganyang semua makanan yang ada, memutuskan kabel-kabel komputer dan mesin cuci, merusak buku-buku, sampai menebarkan butiran-butiran kotoran hitam yang sangat menjijikkan. Setiap hari ada saja perbuatan tikus -tikus yang membuat Slompret nyaris jantungnya. Maka segala macam upaya yang dilakukan Slompret untuk menangkap tikus dan membunuhnya. Racun, senapan angin, lem tikus, dan berbagai jebakan yang disiapkan Slompret untuk menangkap dan membunuh tikus. Toh, tikus-tikus tetap merajalela.

       Namun entah darimana datangnya ide itu, tiba-tiba saja Slompret memiliki cara lain untuk membunuh tikus : tangkap hidup-hidup kemudian siksa sampai mati. Sejak ide itu datang Slompret tidak pernah lagi memakai racun atau jebakan yang mengakibatkan tikus-tikus itu mati seketika , segala macam cara diupayakan agar ia berhasil menangkap tikus itu hidup-hidup. Dan apabila tikus-tikus itu sudah tertangkap Slompret akan menyiksa hewan itu sampai mati . Dengan tertawa-tertawa Slompret menghukum "musuh"nya itu seperti yang diinginkan. Misalnya mengikat ekor tikus itu erat-erat kemudian digantung dengan kepala dibawah .
      Lalu dengan tenang sekali Slompret mengeluarkan senapan angin , mengisi peluru , mengokang lalu membidik tikus yang terayun-ayun dalam gantungan itu , tentu saja tembakan tidak cukup hanya sekali , tetapi berkali-kali sampai tikus itu mati atau sampai ia bosan sendiri.
Pada hari lain, ia akan menyiksa tikus yang tertangkap hidup-hidup itu dengan cara lain pula. Misalnya ia siapkan seember besar air . Dan tikus yang tertangkap dimasukkan kedalam ember . Dengan tenang Slompret memasukkan ujung kabel listrik yang terbuka kedalam air. Tentu saja tikus itu menggelepar-gelepar kesakitan. Dan dengan tertawa-tertawa Slompret menyaksikan hewan yang kesetrum listrik tersebut seperti menyaksikan lawak Srimulat dilayar televisi. Slompret memasukkan ujung kabel itu berkali-kali sampai tikus itu mati. Atau kadang -kadang ia tidak menyetrum didalam ember, tetapi membiarkan tikus itu semalaman didalam air sampai tikus itu mati kedinginan. Dan yang paling sadis______dan membuat orang lain tidak tahan menyaksikannya ______ketika Slompret menghukum "musuh"nya dengan api.
      Setelah seekor tikus tertangkap hidup-hidup, Slompret menyiapkan api dan obeng dan ujungnya diruncingkan . Ia bakar obeng itu sampai merah membara lalu sambil menghisap rokok putihnya , Slompret menusuk-nusuk tubuh tikus dengan obeng panas itu. Ia terus menusuk-nusuk tubuh tikus sampai hewan itu sekarat dan tidak bernafas lagi. Kebencian Slompret terhadap tikus-tikus memang sampai ke ubun-ubun.

     PERILAKU Slompret itulah yang membuat Jaitun , istrinya , sangat prihatin . Perempuan itu sedang hamil tua ia tidak sampai hati melihat tikus-tikus disiksa demikian sadis oleh suaminya. Tikus-tikus itu memang kurang ajar sekali. Mereka pantas dibunuh. Tapi Jaitun tidak pernah setuju dengan cara suaminya membunuh tikus-tikus itu. Kenapa harus disiksa terlebih dahulu? Beberapa kali ia mengkeritik keras cara suaminya membunuh hewan-hewan itu. Namun Slompret tidak bergeming. " Apa yang aku lakukan sudah setimpal dengan kesalahan mereka. Tikus-tikus itu tidak cukup hanya dibunuh tetapi harus disiksa terlebih dahulu. Tikus itu hama musuh manusia yang harus diberantas. Tuhan memerintahkan kepada kita untuk memberantas stiap hama."
"Tapi cara Mas Slompret itu tidak benar. Mungkin Tuhan tidak marah kita membunuh tikus dengan cara yang wajar. Cara Mas Slompret tidak wajar dan melampaui batas. Tuhan tidak suka kepada perbuatan yang melampaui batas"
" Ah, tahu apa kamu tentang ajaran Tuhan."
"Apa Mas Slompret lupa istrimu yang sedang Hamil?"
" Tidak ada hubungan kehamilanmu dengan tikus-tikus yang aku bunuh."
" Apa Mas ingin anak kita seperti tikus?"
"Huss, omong apa kamu?! Sudahlah kamu tidak perlu khawatir. Apa yang aku lakukan menjadi tanggung jawabku sendiri. Tikus-tikus itu telah membunuh adikku."
" Dendam Mas Slompret membabi buta."
" Terserah kamu bilang apa. Aku tidak peduli. Pokoknya aku akan menangkap tikus-tikus itu hidup-hidup dan menyiksanya sampai mati."
"Aku Tidak Setuju."

     " Hanya cara itulah aku mendapatkan kesenangan. Nikmat sekali rasanya menyaksikan musuh-musuhku menggelepar-gelepar kesakitan, meregang nyawa kemudian mampus."

    Kalau sudah begitu Jaitun tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah dengan menutup mulutnya rapat-rapat. Namun diam-diam Jaitun sangat takut , apa yang dilakukan suaminya terhadap tikus-tikus itu akan sangat berpengaruh bayinya dalam kandungan. Kata orang tua-tua , kalau istri sedang hamil, suami dilarang keras membunuh binatang dengan cara apapun. Jangankan membunuh binatang-binatang besar, membunuh semutpun dilarang tanpa alasan yang kuat sedangkan Slompret tidak hanya membunuh tetapi menyiksa tikus-tikus itu.

     Jaitun menanyakan Hal ini kepada Kyai Wahab, seorang guru ngaji dikampungnya. Kyai Wahab datang kerumah Slompret dan berusaha menasihatinya. Tidak banyak Nasihat Kyai Wahab. Orang tua itu hanya mengatakan Bahwa apa yang dilakukan Slompret sudah menyalahi ajaran agama. Membunuh hewan boleh saja asal dengan niat baik dan tjuan yang jelas. Kata Kyai Wahab, setiap hari manusia membunuh hewan misalnya menyembelih sapi, kambing, kerbau, ayam dan sebagainya. Tapi menyembelihan itu dilkaukan atas nama Allah dan tujuan untuk kemaslahatan manusia. "kamu pernah melihat hewan disembelih? Lihat mereka begitu pasrah untuk mati karena kematiannya dengan cara terhormat dan demi mahluk lain ciptaan Tuhan." Kata Kyai Wahab. Orang tua itu juga mengatakan. Oleh karena itu sesuai dengan kesalahannya menurut agama hukuman mati bagi manusia diperbolehkan tetapi dengan cara yang wajar. Orang yang divonis hukuman mati tidak boleh mengalami siksaan. Siterhukum harus mati secara cepat. Misalnya hukuman pancung pedangnya harus tajam sekali. Kalau dengan listrik setrumnya harus kuat. Kalau dengan tembakan peluru harus diarahkan dibagian-bagian yang mematikan. Semua itu dilakukan agar Siterhukum tidak tersiksa.

     Namun rupanya Slompret sudah menjadi batu karang atau batu pandas. Nasihat Kyai Wahab rupanya hanya masuk dari telinga kiri dan keluar dari telinga kanan. Slompret hanya mengangguk-angguk saja . Keesokan harinya ia tetap menyiksa tikus-tikus yang tertangkap. Bahkan makin hari teknik penyiksaan yang dilakukan makin bertambah sadis saja. Dan Jaitun makin cemas terhadap bayi dalam kandungannya . Tidak hanya Jaitun yang cemas tetapi keluarga dan para tetangganya.

     PERSIS sembilan bulan sepuluh hari Jaitun melahirkan. Sebelum melihat bayinya Jaitun cemas sekali. Tidak hanya Jaitun yang cemas tetapi juga keluarga dan tetangga serta handai taulan. Semua orang lega karena bayi laki-laki Jaitun sehat tidak kurang satu apapun. Wajahnya tampan, hidungnya mancung seperti hidung Slompret. Matanya bulat seperti mata ibunya.
Dengan riang Slompret mencium kening istrinya
"apa aku bilang , Tun. Tidak ada hubungan antara tikus-tikus dengan kehamilanmu. Kalau menyiksa tikus-tikus itu memang dosa , akulah yang akan menanggung Dosanya, bukan anak kita."
"Sudah Mas Slompret, hentikan kebiasaan burukmu itu."
" Kebiasaan buruk katamu? Tidak Tun, menyiksa tikus-tikus itu merupakan tugas hidupku."
Pada upacara selapanan bayi Jaitun , Slompret tidak tampak. Orang-orang yang diundang kenduri malam itu heran tidak melihat Slompret. Tapi Jaitun mengatakan kepada mereka Slompret Suaminya Sedang sakit dan tidak dapat keluar dari kamar. Mereka pun dapat memahami. Tidak ada yang dapat memaksa orang sakit untuk berbuat sesuatu seperti yang dilakukan orang sehat. Tetapi tidak hanya malam itu Slompret tidak keluar dari kamar. Slompret bahkan tidak mau bertemu dengan istrinya . Jaitun heran karena Suaminya hanya mau bicara dari dalam kamar. Dan menyuruh Jaitun meletakkan makanan didepan pintu. Slompret mengambil makanan itu setelah Jaitun meninggalkan makanan tersebut.

     Lebih satu bulan Jaitun melayani apa yang diminta suaminya dengan cara itu. Malam hari kadang -kadang ia mendengar Slompret membuka pintu kamarnya mungkin suaminya perlu kekamar mandi atau WC . Jaitun ingin menemui Slompret ,tetapi ia takut suaminya marah. Jaitun mungkin cemas karena beberapa hari terakhir ini Slompret tidak lagi berteriak minta makanan. Jaitun mencoba mendekati kamar suaminya. Ia mengintip lewat lubang kunci tetapi ia tidak melihat apa-apa. Tampaknya lampu kamar dimatikan dan Jaitun hanya melihat kegelapan. Suatu malam Jaitun terkejut karena mendengar suara cericit-cericit dari kamar suaminya.

     Suara itu persis suara tikus yang pernah disiksa Slompret sebelum akhirnya mati . Bermalam-malam Jaitun mendengar suara itu.
Jaitun semakin cemas saja. Akhirnya Jaitun tidak tahan lagi , suatu hari bersama para tetangga Jaitun mendobrak kamar suaminya. Slompret terkejut lalu menerjang orang-orang itu dan lari keluar kamar. Aneh sekali, Slompret berlari tidak hanya dengan kedua kaki tetapi juga dengan kedua tangannya persis seperti hewan sambil berlari, mulut Slompret terus bercericit seperti tikus dikejar kucing . Orang-orang mengikuti kemanapun Slompret berlari. Slompret menyuruk-nyuruk diselokan dan mulutnya terus bercericit.
Ditulis Kembali Oleh:
Haris Ismail

Sumber:
Tanda-tanda
Kebesaran
Allah
Kumpulan Cerpen Islam Pilihan
Pengarang:
Achmad Munif

Penerbit:
Inovasi
Gorontalo; 22-01-2014
Posted By:
Haris Ismail
Powered by:
Haris Wap.Wen.Ru
Kami Juga Online di :
Haris Ismail's Mobile Blog
</p>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aplikasi PC Gratis Terbaik Full Version

  Artikel ini akan membahas aplikasi terbaik untuk Windows yang gratis tapi  worth.  Kamu kudu punya aplikasi-aplikasi dibawah ini, agar kom...